Satu Juta Anak di Asia Terjebak Pelacuran
sumber : kompas.com
Badung, Kompas - Sedikitnya satu juta anak berusia di bawah 16 tahun diperkirakan terjebak dalam perdagangan manusia di wilayah Asia dan akhirnya terjerumus dalam pelacuran anak. Fenomena eksploitasi seksual terhadap anak-anak dinilai meningkat saat ini dan salah satu faktor penyebabnya adalah semakin pesatnya perkembangan industri pariwisata.
Hal itu disampaikan dalam acara pembukaan Konsultasi Regional Asia dan Pasifik untuk Perlindungan Anak dari Eksploitasi Seksual dalam Pariwisata, yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia (World Tourism Organisation/WTO) bekerja sama dengan Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata (Menneg Budpar) dan Komisi WTO Eropa, di Jimbaran, Badung, Kamis (26/6).
Dampak pariwisata
Dalam sambutannya, pendiri sekaligus presiden kehormatan lembaga perlindungan anak ECPAT (End Child Prostitution and Trafficking/ECPAT) Internasional Ron O’Grady mengatakan, pariwisata menunjukkan perkembangan signifikan terutama di kawasan Asia. Akhir abad ke-20 pariwisata menjadi industri terbesar dunia.
Seiring dengan itu berkembang pula sejumlah dampak negatif di balik kesuksesan pariwisata, termasuk meningkatnya perdagangan dan eksploitasi seksual anak. "Saat ini lebih dari satu juta anak usia di bawah 16 tahun di kawasan Asia terjebak dalam perdagangan dan eksploitasi seks," kata O’Grady.
Selain O’Grady turut memberikan sambutan dalam pembukaan kemarin yaitu Wakil Sekretaris Jenderal WTO Dawid de Willers, Menneg Budpar I Gde Ardika, dan Duta Besar Sabato della Monica, pimpinan delegasi Komisi Eropa. Sambutan senada O’Grady juga disampaikan ketiga pembicara.
Acara berlangsung hingga hari ini, Jumat (27/6), dan menghadirkan sekitar 20 pembicara dari kalangan pariwisata, akademisi, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) perlindungan anak.
Willers mengatakan, perkembangan dramatis dari perjalanan internasional menghasilkan peningkatan kebutuhan terhadap seks dan meningkatkan kemungkinan terjadinya pelecehan terhadap anak.
"Peningkatan mobilitas dan wisata internasional diikuti kemajuan teknologi dan informasi, memastikan bahwa masalah keterlibatan wisatawan dalam prostitusi anak kemungkinan akan meningkat daripada berkurang," ujarnya.
Tidak ada angka pasti
Ardika mengakui, belum ada jumlah yang pasti mengenai fenomena perdagangan dan eksploitasi seksual terhadap anak. Meskipun demikian, jumlah kasus akan terus bertambah apabila tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan.
"Sampai saat ini, eksploitasi seksual terhadap anak dalam pariwisata masih ada. Harus ada kebijakan khusus untuk menangani masalah tersebut," katanya.
Lebih lanjut Ardhika mengingatkan, pariwisata bukanlah akhir tujuan melainkan salah satu sarana mencapai tujuan. Pemerintah Indonesia sendiri tidak mengembangkan pariwisata seksual melainkan pariwisata yang mengandalkan seni dan budaya.
"Meskipun demikian, Indonesia siap dan terbuka bekerja sama untuk menanggulangi perdagangan dan eksploitasi seksual terhadap anak," lanjutnya.
Willers mengatakan, Pemerintah Indonesia adalah satu dari beberapa pemerintah di Asia yang memiliki komitmen kuat dalam kampanye melawan eksploitasi seksual terhadap anak.
Negara-negara di Uni Eropa juga memiliki komitmen menanggulangi masalah tersebut. Duta Besar Sabato della Monica mengatakan, Uni Eropa telah terlibat dalam perlindungan hak anak sejak Konferensi Stockholm di tahun 1996 dan pada tahun 2000, Parlemen Eropa mengadopsi resolusi Optional Protocol (OP) PBB tentang Konvensi Hak Anak-Anak terhadap Pelacuran dan Pornografi Anak.
"Sebagai bukti nyata komitmen tersebut, Komisi Eropa membiayai dua program kampanye," paparnya.
Kampanye pertama difokuskan pada peningkatan kesadaran pelancong tentang permasalahan eksploitasi seksual anak dalam pariwisata yang dilakukan melalui penayangan film di dalam pesawat.
Kampanye kedua difokuskan pada pemberian informasi baik kepada pelancong maupun pelatihan kepada para pekerja di industri pariwisata.
Provided by
DR WIDODO JUDARWANTO
SAVE INDONESIAN CHILD FROM PEDOPHILIA AND SEX ABUSE
WE SMILE WITH YOU, WORKING TOGETHER SUPPORT ALL OF CHILDREN
Organized by Yudhasmara Foundation
JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT, JAKARTA INDONESIA 10210
PHONE : (021) 70081995 – 5703646
email : wido25@hotmail.com, cfc2006@hotmail.com
http://pedophiliasexabuse.blogspot.com/
WE SMILE WITH YOU, WORKING TOGETHER SUPPORT ALL OF CHILDREN
Organized by Yudhasmara Foundation
JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT, JAKARTA INDONESIA 10210
PHONE : (021) 70081995 – 5703646
email : wido25@hotmail.com, cfc2006@hotmail.com
http://pedophiliasexabuse.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar